YMKA Gelar Webinar Perdana: Merajut Keadilan Gender dan Islam di Tengah Pandemi
Jakarta, 10 November 2021 — Di tengah kabut ketidakpastian akibat pandemi COVID-19, Yayasan Maya Khatulistiwa Adidaya (YMKA) hadir sebagai jembatan dialog dan ruang berpikir bersama. Melalui webinar perdananya yang bertajuk “Mempromosikan Keadilan dan Kesetaraan Gender Menuju Peradaban Baru Pasca Pandemi,” YMKA menunjukkan komitmennya dalam merespons dinamika sosial yang melanda Indonesia sejak 2021.
Webinar ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting pada 10 November 2021, saat protokol kesehatan masih membatasi ruang-ruang pertemuan fisik. Dengan mengusung tema besar seputar perspektif Islam dan Gender di masa pandemi, diskusi ini memotret dampak krisis dari sudut kesehatan, ekonomi, dan sosial—terutama bagi kelompok rentan, seperti perempuan dan anak.
Tiga tokoh nasional yang dikenal aktif dalam isu-isu keagamaan dan keadilan sosial hadir sebagai narasumber utama. Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A. membuka pemaparan dengan mengangkat topik “Gentar Keadilan Gender di Masa Pandemi Perspektif Ulama”, menyoroti pentingnya peran ulama dalam mendorong keadilan sosial berbasis nilai-nilai Islam.
Prof. Dra. Hj. Nina Nurmila, MA., Ph.D. melanjutkan diskusi dengan refleksi kritis bertajuk “Upaya Mewujudkan Keadilan Gender di Masa Pandemi”, yang menegaskan pentingnya pengarusutamaan gender dalam kebijakan publik.
Sementara itu, Prof. Dr. Adlin Sila, MA., Ph.D. mengajak peserta memikirkan tatanan sosial baru dalam paparannya “Upaya Menghadapi Tatanan Peradaban Baru Setelah Pandemi.”
Webinar yang dimoderatori oleh Inda Kartika, salah satu pendiri YMKA, ini sukses menarik lebih dari 150 peserta dari berbagai kalangan: mahasiswa, peneliti, akademisi, aktivis sosial, hingga birokrat dan tokoh agama.
Kegiatan ini menandai awal dari rangkaian inisiatif intelektual dan sosial yang dirancang YMKA sebagai respons terhadap dinamika nasional dan global. Sejak berdirinya, yayasan ini telah menjadikan pengetahuan, kebermanfaatan, dan nilai-nilai kemanusiaan sebagai pilar utama dalam gerakannya. Dengan semangat “From Knowledge to Humanity”, YMKA tidak hanya menyajikan ruang diskusi, tetapi juga menyulam harapan bagi lahirnya peradaban yang lebih adil, inklusif, dan manusiawi pasca pandemi. (***)